UNTIDAR – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Tidar, melepas mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode Januari-Februari 2025 di depan Gedung Kuliah Umum Dr.H.R. Suparsono, Senin (6/1). Acara ditutup oleh penyematan almamater dan penyerahan kartu asuransi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) secara simbolis oleh Rektor Universitas Tidar, Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si, dan Prof. Dr. Suyitno, S.T., M.Sc. IPM., selaku Wakil Rektor 1 bidang Akademik dan Kerjasama.


KKN periode ini diikuti oleh 917 dari berbagai fakultas. Kegiatan dilakukan selama satu bulan, pada 6 Januari-7 Februari 2025. Peserta KKN dibagi menjadi beberapa kelompok yang tersebar di daerah Kabupaten Magelang dan tiga area tambahan di luar Magelang, yaitu Kabupaten Pemalang, Bantul, dan Wonosobo.


“Antara rektor dengan kepala daerah itu kan ada MoU, misalnya MoU antara rektor dengan Bupati Pemalang, kemudian dalam pelaksanaan MoU itu ada tridharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Kegiatan mahasiswa KKN ini masuk di dalam poin-poin MoU tersebut, jadi kita mewujudkan kerjasama antar lembaga juga permintaan dari masing-masing kabupaten itu. Jadi ada pembangunan-pembangunan di desa yang perlu supporting dari kegiatan mahasiswa KKN,” jelas Dr. Dra. Eny Boedi Orbawati, M.Si., selaku Plt. Kepala LPPM.


Bagi mahasiswa KKN yang mendapat tempat di area tambahan luar Magelang, pihak Universitas Tidar telah menyiapkan kendaraan untuk mengantar mahasiswa dan mengangkut barang bawaan. Hal ini memudahkan mobilisasi mahasiswa ke daerah yang sulit dijangkau dan meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan selama perjalanan.


Berdasarkan hasil diskusi dengan pihak Bappeda, program prioritas tahun ini diantaranya yakni pengentasan kemiskinan, stunting, ketahanan pangan, pariwisata, UMKM, dan sebagainya. Diharapkan seluruh program dapat terlaksana dengan baik dan menyokong kemajuan desa-desa yang memerlukan dukungan dari KKN ini. Program kerja unggulan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing desa.


Sayangnya, KKN periode ini masih belum lepas dari kendala selama persiapan hingga memunculkan keluhan dari mahasiswa terkait simpang siur pembagian kelompok. “Kendala itu sebenarnya waktunya sangat mepet, karena persiapan hanya kurang lebih satu bulan saja. Itu kan sebenarnya spend waktu. Proker kan otomatis ada pendanaan, kita tidak bisa menyiapkan proposal untuk mengajukan kemana-kemana, itu waktunya sudah sangat mepet karena pas juga saat UAS dan itu juga menjadi kendala tim tidak bisa bertemu karena masih ada yang UAS, bimbingan, dan lain lain,” tutur Alif Rizaldi, mahasiswa peserta KKN sekaligus ketua kelompok Desa Donomulyo 1.

Untuk pembagian kelompok itu masih jadi PR karena kemarin infonya simpang siur. Ada yang satu kelompok ceweknya satu, cowoknya sembilan, ada yang kebalik juga. Kemudian juga, kan ini kita di Kabupaten Magelang. Itu kan harus lewat sistem namanya, E- Pikir, dari Sekda Kabupaten. Nah, itu waktunya juga mepet. Teman-teman saya itu, ada yang bingung juga,” tambah Alif.

Keluhan mahasiswa peserta KKN ini diharapkan dapat menjadi evaluasi untuk panitia KKN periode selanjutnya.


Penulis: Imam N.M & Ema N.S

Editor: Salma Nurhaliza

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama