UNTIDAR - Modus penipuan yang menyasar anggota Himpunan Mahasiswa Bidikmisi dan KIP-K (Himadiktar) Universitas Tidar kembali terjadi pada Selasa (16/12) dini hari. Ini merupakan aksi kali kedua setelah sempat terjadi penipuan pada Minggu (1/12) dengan mengatasnamakan Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama (BAKK) Universitas Tidar, Drs. Giri Atmoko, M.Si., dan Kepala Bagian Akademik BAKK Universitas Tidar, Wahyu Andriyanto, S.A.P.


Berbeda dengan kasus pertama yang mengatasnamakan pegawai Universitas Tidar, kali ini pelaku melancarkan aksinya dengan mengaku sebagai Ketua Umum Himadiktar, Brahmada Alif. Brahmada mengungkap bahwa pelaku melakukan aksinya di tengah malam. Ia mendapat aduan pertama setelah pesan elektronik tersebut diterima. “Pelaku itu WhatsApp (WA) jam 00.13 dan 00.15 itu dia (korban) langsung WA saya.” Keduanya pun sama sama menyasar pada mahasiswa baru penerima beasiswa bidikmisi dan KIP-K 2024.

“Yang diincar maba 2024, karena mungkin penipu merasa ada kemungkinan mahasiswa baru mudah untuk dimanipulasi,” ungkap Brahmada.


Setelah mendapat laporan terkait penipuan yang mengatasnamakan dirinya, ia langsung membuat himbauan di grup Himadiktar. Pada pagi harinya, Himadiktar meluncurkan press release terkait kasus penipuan tersebut. Brahmada mengaku tak tahu bagaimana pelaku bisa mendapatkan nomor WhatsApp korban.

“Kurang tahu dapat kontaknya dari mana, mungkin juga ada kaitanya sama data yang sempat bocor,” ujarnya.


Andriyanto, Kepala Bagian Akademik BAKK Universitas Tidar, sekaligus salah satu orang yang namanya digunakan pelaku untuk menipu, mengatakan bahwa UNTIDAR telah melakukan langkah preventif untuk menghindari korban tambahan. Ia juga mengingatkan khususnya untuk seluruh mahasiswa UNTIDAR, agar selalu waspada saat menerima informasi. Pastikan informasi yang diterima benar, dapat dicek melalui Helpdesk Universitas Tidar.

“Mahasiswa harus waspada, harus-hati hati kalau menerima info, pastikan informasinya harus benar, terkait (acara) Galadarma juga kampus tidak akan minta biaya,” tegasnya.



Penulis: Achmad Faqih Muniry & Alvina Regita

Editor: Citrawati Nur Feby

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama