Sumber: Dokumentasi penulis
Magelang – Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) Universitas Tidar (Untidar) Magelang kembali sukses menggelar acara Gala Tidar Muda (Galadarma) di lapangan AIM Artos Mall, Sabtu (16/11). Acara ini merupakan puncak dari rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).
Dalam kegiatan Galadarma kali ini, BEM-KM Untidar berusaha memberikan suasana baru dengan menggabungkan kegiatan penyerahan penghargaan kepada mahasiswa berprestasi dan konser musik dalam satu tempat yang sama. Kegiatan ini dimulai pukul 14.00 WIB yang diisi oleh beberapa sambutan, hiburan, hingga penyerahan penghargaan, sebelum berakhir pukul 17.00 WIB. Kegiatan berlanjut pada malam hari dengan konser musik yang dimulai pukul 18.30 WIB. Beberapa penampil seperti UKM Bengkel Seni, Chaintone, Ecomusic, Geng Party, dan bintang utama Olsky menunjukkan aksi terbaiknya untuk menghibur ribuan mahasiswa yang hadir.
Isna, selaku ketua pelaksana kegiatan mengaku cukup puas dengan kegiatan ini, meskipun terdapat sedikit kendala akibat hujan pada saat proses penyerahan penghargaan. “Cukup puas dengan kegiatan ini, meskipun tadi waktu awarding agak terkendala hujan. Tapi alhamdulillah banget di konser musik gak hujan, jadi seluruh elemen masyarakat UNTIDAR bisa hadir,” ujarnya.
Hal yang sama rupanya juga dirasakan oleh Firman, selaku Ketua BEM KM Untidar, ia merasa kegiatan ini berjalan lancar meskipun sempat terjadi hujan. “Tadi sempet hujan, tapi sekarang sudah reda dan berjalan lancar. Semua stand, guest star, dan lain-lain aman,” kata Firman.
Kegiatan penyerahan penghargaan ini merupakan yang kali kedua di tahun 2024, setelah sebelumnya dilaksanakan pada bulan Juni lalu. Keputusan ini didasari dengan naiknya jumlah mahasiswa berprestasi Untidar dari waktu ke waktu. Hal ini yang membuat pelaksanaan Galadarma dilaksanakan selama dua kali agar terjaga kondusivitasnya.
Meski begitu, skema pelaksanaan penyerahan penghargaan dan konser musik dalam satu tempat yang sama ternyata memunculkan pendapat yang berbeda dari kalangan mahasiswa. Konsep pelaksanaan Galadarma tahun sebelumnya dirasa lebih bagus jika dibandingkan dengan konsep Galadarma tahun ini.
Bagas, salah seorang mahasiswa yang hadir merasa bahwa konsep pelaksanaan di tahun sebelumnya masih lebih baik jika dibandingkan konsep yang digunakan tahun ini. Tahun lalu, kedua kegiatan dilaksanakan secara terpisah antara penyerahan hadiah dan konser musik. Ia merasa bahwa penyatuan kegiatan ini menjadi kurang kondusif, terlebih terdapat jarak antara panggung dan mahasiswa berprestasi yang membuat panitia sedikit repot pada saat hujan turun.
“Jika dilihat dari kegiatan (Galadarma) ini yang disatukan dengan konser itu kurang kondusif, apalagi ada gap antara panggung dengan mahasiswa berprestasi, jadi pada saat hujan pun butuh payung untuk transport ke panggung,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa dirinya juga merasa sedikit kaget dengan adanya perbedaan kualitas piala bagi mahasiswa berprestasi tahun ini. Berbeda dari piala tahun sebelumnya yang ia rasa lebih bagus, piala untuk penghargaan tahun ini memiliki bahan akrilik dengan ukuran yang cukup kecil. Ia khawatir dengan adanya perbedaan kualitas piala tersebut dapat berdampak pada turunnya minat mahasiswa untuk mengisi Sipresma (Sistem Informasi Prestasi Mahasiswa). Ia juga menambahkan agar adanya konsistensi soal kualitas piala penghargaan ini.
“Evalnya untuk piala bisa lebih konsisten dari tahun sebelumnya, karena melihat track record tahun sebelumnya itu ada penurunan,” pungkasnya.
Pendapat yang hampir sama juga disampaikan oleh Gilang, mahasiswa lain yang hadir dalam acara tersebut. Ia berpendapat bahwa kegiatan Galadarma tahun ini tidak sesuai ekspektasinya, terdapat penurunan kualitas jika dibandingkan tahun sebelumnya. Ia menambahkan, bahwa acara Galadarma merupakan acara yang memang dikhususkan untuk menjadi bagian dari penyambutan mahasiswa baru yang membuat acara penyerahan penghargaan terlihat sebagai sebuah formalitas karena hanya sebagai sisipan saja.
“Awarding mahasiswa berprestasi itu hanya disisipin aja dan itu juga baru mulai beberapa tahun lalu. Tahun ini juga menurun, kegiatan awarding-nya cuma kaya formalitas aja,” ujarnya.
Penulis: Achmad Faqih Muniry, Alvina Regita, Achmad Sabiq Fanani
Editor : S. Roqi