Sumber: Dokumentasi Penulis

UNTIDARSebuah video yang menunjukkan kondisi Gedung Laboratorium Rekayasa dan Sains Terapan di kompleks Kampus Sidotopo UNTIDAR, ramai diperbincangkan di sosial media akibat alami kebocoran. Peristiwa itu terjadi pada Rabu, (25/9) sore, tepat saat perkuliahan berlangsung.

 

Nadanella Kamila, mahasiswi Fakultas Peternakan mengatakan bahwa bekas rembesan air pada tembok ruang kelas sudah terlihat sebelum hujan turun. Ketika hujan deras tiba, terdengar tetesan air yang mulai membasahi ruang kelas.

 

“Sampai di pertengahan kelas, hujan turun dan mulai ada suara tetesan, baru setelah itu muncul rembesan air di tembok. Lalu di lantai udah ada genangan air dan mulai mengalir ke arah depan kelas,” ujarnya.

 

Meskipun begitu, kegiatan perkuliahan di kelas tetap berlangsung hingga selesai. Mahasiswa diminta untuk menjauh dari lokasi bocor dan mulai melanjutkan kelas. Selain kebocoran yang terjadi di beberapa ruang kelas, plafon jembatan penghubung antar gedung yang dibangun bersamaan dengan gedung terbaru, turut jebol.

 

Rektor Universitas Tidar Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si., mengungkapkan bahwa bocornya gedung tersebut merupakan hal yang tidak terduga, pasalnya Gedung Laboratorium Rekayasa dan Sains Terapan baru saja diresmikan pada 12 Agustus 2024.

 

“Kejadian bocornya Gedung Laboratorium Rekayasa dan Sains Terapan ini adalah salah satu kejadian yang tidak terduga, kemarin saya ngecek kemungkinan itu karena ada talang air yang tersumbat,” ungkapnya ketika ditemui pada Jumat, (27/9).

 

Selanjutnya, perbaikan gedung akan sepenuhnya diserahkan kepada pihak kontraktor karena masih menjadi tanggung jawab kontraktor setelah 6 bulan penyerahan.

 

Berbeda halnya dengan gedung terbaru, penanganan Gedung Laboratorium Terpadu yang memiliki permasalahan kebocoran saat ini sedang ditinjau oleh seorang ahli dari Semarang. Hal itu dilakukan karena permasalahan kebocoran masih saja terjadi meskipun telah diperbaiki berulang kali.

 

“Perbaikan kebocoran itu sudah berulang kali, namanya juga masalah. Kemungkinan dulu pemborongnya yang nakal, jadi mungkin ada perencanaan yang kurang sempurna dan analisisnya kurang dalam. Bahkan kita mendatangkan irjen dan konsultan dari Semarang untuk menganalisis kenapa ada air terus menerus, dulu diperbaiki ada lagi, diperbaiki ada lagi,” pungkasnya.

 

Penulis: Achmad Faqih Muniry, Alvina Regita

Editor: Yunita Dwi Rahayu

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama