UNTIDAR - Seremonial pelepasan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) periode 2024 berlangsung pada Selasa, (9/7) di depan Gedung Terpadu Universitas Tidar.
Sejak pukul 07.00 WIB, para mahasiswa sudah berdatangan memenuhi halaman.
Sebanyak 1593 mahasiswa diterjunkan di 68 desa pada 8 kecamatan berbeda. Acara
dimulai dengan sambutan rektor serta ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat (LPPM).
Pengibaran bendera merah putih dari atas Gedung Terpadu oleh tim UKM Mapala Sulfur pun turut memeriahkannya. Kegiatan ditutup dengan penyematan atribut pada
perwakilan mahasiswa dan foto bersama.
Selain menyasar di Kota Magelang, KKN periode
ini juga menggandeng beberapa kecamatan di Kabupaten Magelang, yakni Kecamatan
Borobudur, Tempuran, Salaman, Bandongan, Windusari, Kajoran, Mungkit, dan Srumbung. Daerah-daerah tersebut dipilih selain karena termasuk dalam wilayah miskin ekstrem, juga
masih tingginya angka tingkat anak putus sekolah dan stunting. Selain itu, bersamaan dengan KKN ini, diharapkan
menghasilkan penanganan terkait UMKM serta penurunan kemiskinan. Dr. Dra. Eny
Boedi Orbawati, M.Si, selaku Ketua LPPM, mengaku hal-hal yang
menjadi titik berat pada KKN periode ini sudah sinkron dengan buku panduan yang
telah ditetapkan.Terkait keluhan mahasiswa yang sempat ramai, ia mewakili LPPM
menyebutkan bahwa keluhan-keluhan tersebut sudah diatasi dengan sebaik mungkin.
"Sepanjang mereka mengkomunikasikan hal tersebut dengan LPPM, kita bisa
memfasilitasi hal tersebut," ujar Eny.
Rektor Universitas
Tidar, Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si., dalam wawancara, mengapresiasi semangat
mahasiswa yang terlihat dari acara seremonial. Ia menyebut bahwa kegiatan KKN
sebagai ajang komunikasi antara mahasiswa dengan masyarakat. "Kemampuan
komunikasi harus ditekankan, bagaimana beretika, unggah-ungguh dan lain sebagainya supaya ide-ide dari
mahasiswa bisa diserap dengan baik oleh masyarakat,” tegasnya.
Tingginya
antusiasme mahasiswa juga dikemukakam oleh Lilia Indriani, salah satu Dosen
Pembimbing Lapangan (DPL) KKN periode 2024. Mulai dari survei tempat,
koordinasi dengan pihak desa, hingga penerjunan. Antusiasme itu juga terlihat
dari kekompakan kelompok dan minimnya keluhan yang melapor kepada DPL .
“Sejauh ini belum banyak keluh kesah, hanya saja masih penyesuaian dari rumah
masing-masing ke posko KKN yang tempatnya berjauhan,” tuturnya. Ia berharap
mahasiswa dapat menjalankan program kerja KKN dengan baik. Mahasiswa juga dapat
menerapkan ilmunya di lingkungan masyarakat, serta bisa menjaga nama baik
Universitas Tidar.
Raihan, salah satu mahasiswa yang mengikuti KKN, berharap bahwa penyampaian informasi dari pihak LPPM dan kampus dapat dipastikan kebenarannya dahulu, sehingga mahasiswa tidak kebingungan dengan berita yang bersifat simpang siur. “Sosialisasi awal dan informasi yang datang setelahnya berbeda, jadi ada mahasiswa yang kebingungan,” ungkapnya.
Redaktur: Arrisma Delimasari, Uswatun Hasanah, Alvina Regita.
Editor: Afra