Sejumlah pedagang di kantin kejujuran Gedung Terpadu Universitas Tidar mengalami pencurian. Beberapa mengaku kehilangan barang dagangan serta uang hasil penjualan yang diperoleh. Terbaru, seorang pedagang telah kehilangan uang hasil penjualan sebanyak Rp200.000,-.
Kejadian
bermula saat korban akan mengambil barang dan uang hasil penjualan pada Rabu, 7
Juni 2023. Ketika sampai ke TKP, korban hanya mendapati uang sebesar Rp80.000,-
dengan pendapatan yang harusnya ia terima yakni sebesar Rp300.000,- melihat
barang dagangan yang tidak tersisa sama sekali.
"Tidak
ada kronologi yang jelas. Mau ambil barang jam lima sore, tabung uang kebuka,
makanan gak bersisa, uang sisa delapan puluh ribu. Seharusnya tiga ratus
ribu," ujar korban.
Mengetahui
hal tersebut, korban langsung memberitahu kepada sesama pedagang kantin
kejujuran melalui grup Whatsapp. Korban juga mengatakan bahwa setelah kejadian
tersebut, para pedagang saling mencurigai jika salah satu dari mereka merupakan
pelakunya. Mereka menduga bahwa salah satu di antaranya mengambil uang hasil
penjualan yang telah hilang, melihat uang hasil penjualan yang tidak sesuai
dengan barang yang dibawa.
Selain mencurigai sesama pedagang, korban juga mencurigai pihak keamanan kampus. Hal tersebut didasarkan terhadap sikap salah satu pihak keamanan terhadap pihak korban.
"Setelah
viral, temen-temen dan saya mencoba untuk mencurigai satpam. Barangkali bisa
menjadi suspek. Baru-baru ini kita saling mencurigai sesama penjual. Ibarat
kayak penjual barang, dagangnya gak nutup jadi ngambil ke penjual lain biar
nutup dagangannya," ujar korban.
Menyikapi
hal tersebut, kampus segera mengeluarkan kebijakan guna mencegah kejadian
serupa. Kebijakan berupa pembayaran melalui qris saat membeli makanan atau
minuman di kantin kejujuran. Sehingga kasus pencurian uang pedagang diharapkan
tidak terulang kembali.
Selanjutnya,
korban akan tetap berjualan. Hanya saja mereka berpesan kepada pihak kampus
agar memperhatikan keamanan kantin kejujuran.
"Masih
tetep berjualan. Meskipun satpam sudah bagus, tapi untuk keamanan mungkin bisa
ditingkatkan. Satpam harus lebih aware. Perlu CCTV untuk
mengawasi."
Korban
juga berpesan kepada mahasiswa agar memiliki kesadaran dan etika, serta dapat
bertanggung jawab saat membeli makanan di kantin kejujuran. Sebab, kasus
seperti ini bukan pertama kalinya terjadi. Sebagai ladang mahasiswa untuk
mendapatkan penghasilan, kantin kejujuran harus tetap ada. Namun, beberapa
pihak harus lebih berhati-hati dan jujur sehingga kejadian semacam ini tidak
terulang lagi.
"Kantin kejujuran hadir untuk membantu mahasiswa. Kalau uang gak cukup, gak usah beli! Jangan sampai mereka ngambil uang ke penjual lainya. Kasihan penjual lainnya. Kita sudah mahasiswa, masa masalah kejujuran harus bohong? Tetap diadakan kantin kejujuran, tapi harus lebih aware lagi!" tutup Korban.