Sumber: Dokumentasi Pribadi
Banyak
orang bilang kalau seorang mahasiswa akan mendapatkan nilai 10 berdasarkan 4
nilai akademik dan 6 nilai non-akademik. Mahasiswa yang sedang menuntut ilmu
tidak hanya berkutat pada perkuliahan saja. Akan tetapi, ilmu di luar
perkuliahan akan sangat bermanfaat bagi masa depan mahasiswa tersebut. Melalui
organisasi di dalam kampus atau di luar kampus, magang, volunter, dan kegiatan
menuntut ilmu di luar mata kuliah memberikan begitu banyak ilmu yang dapat
diterapkan mahasiswa ketika akan menghadapi dunia kerja nanti.
Musyawarah
Kerja Nasional (MUKERNAS) XIV Persatuan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI)
merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan oleh seluruh anggota pers mahasiswa
yang tergabung dalam PPMI. Selama empat hari berturut-turut, kami mengikuti
acara Mukernas yang diadakan di Yogyakarta. Acara ini dihadiri oleh LPM
(Lembaga Pers Mahasiswa) di seluruh Indonesia. Mukernas termasuk dalam
pembelajaran di luar mata kuliah yang menghasilkan ilmu, pengalaman, dan
relasi. Acara yang berisi seminar media mengenai jurnalisme, keberagaman to the rescue, sidang, musyawarah kerja
nasional, maraton jurnalistik, pameran karya, dan malam puncak ini, memberikan
ilmu serta pengalaman baru bagi kami. Ketika kami bertemu dengan LPM dari
berbagai daerah, pembahasan akan segala hal yang mereka lakukan untuk memajukan
LPM-nya memiliki berbagai cara yang diterapkan. Lewat perbincangan ini, kami
juga memperoleh ilmu serta relasi baru yang sangat bermanfaat bagi kami.
Merekatkan
Persatuan Antara Sesama Persma (Pers Mahasiswa)
Perbincangan
tersebut membuat kami memiliki rumah baru, khususnya bagi kawan-kawan yang baru
pertama kali mengikuti acara ini, serta membakar jiwa-jiwa jurnalis yang telah
redup di saat pandemi datang. Dari beberapa peserta yang memang baru pertama
kali mengikuti acara Mukernas ini, mereka menyampaikan tanggapan dan pesan.
Seperti tanggapan yang disampaikan oleh Muhammad Rasyid dari UAPM Inovasi UIN
Maliki Malang, “Saya mendukung acara tersebut, karena dengan acara tersebut
dapat merekatkan antara LPM se-Indonesia dan menyelaraskan tujuan kita, pers
mahasiswa, untuk bersama melangkah dengan semangat perjuangan.”
Selaras
dengan tanggapan Muhammad Rasyid, Siti Fatima Azzahrah dari LPM Wawasan Proklamator
Universitas Bung Hatta Padang juga memberikan tanggapannya, “Saya bangga
mengikuti Mukernas ke XIV, saya harapkan Mukernas XIV ini mampu menjadi wadah
mempererat persma di seluruh Indonesia terutama dalam mempererat relasi dan
keakraban antar presma.”
Lain
halnya dengan tanggapan Muchamad Fatah Akrom dari LPM Dinamika IAIN Salatiga.
Ia berpesan, “Adanya PPMI dan acara Mukernas memberikan asa yang baik untuk
keberlangsungan persma di Indonesia. Ada wadah untuk sesama Presma membangun
jejaring dan solidaritas serta memudahkan dalam pengawalan isu bersama.”
Terima
Kasih Yogyakarta, Sampai Jumpa di Surakarta.
Beberapa
peserta menyampaikan pesan terkait Mukernas XIV di Yogyakarta, seperti yang
disampaikan oleh Cahyo Utomo Marinda dari LPM Kontur Universitas Muhammadiyah Surakarta,
“Mungkin pesan untuk yang ikut Mukernas, jangan pendam ilmu yang didapat dan
jangan lupakan relasi yang ada dari Mukernas”. Mungkin ini sentilan bagi para persma
yang telah mengikuti Mukernas. Setelah mendapat relasi dan ilmu, jangan
disimpan. Lebih baik diimplementasikan ke LPM-nya masing-masing.
Pesan
lainnya juga disampaikan Muhammad Rasyid dari UAPM Inovasi UIN Maliki Malang, “Bagi
teman-teman yang mengikuti Mukernas, bisa menyampaikan dinamika forum terlebih
terkait penyampaian kondisi kota. Mungkin hal tersebut bisa dijadikan cermin
untuk berbenah. Jika DK (Dewan Kota) kita mati suri, mungkin bisa sharing
kepada DK lain. Ke depannya, semoga persma bisa lebih andil peran, terlebih di
era yang serba online ini, tetap bersuara, meski di media online,
tapi tak meninggalkan pentingnya nilai-nilai humanis.”
Siti
Fatima juga memberikan pesan mengenai Mukernas ke XIV, “Kesan saya terhadap Mukernas
cukup membuat saya masuk ke dalam kebersamaan. Bagaimana panitia sebagai
fasilitator telah berusaha semaksimal mungkin dalam melayani peserta yang
banyaknya mencapai 205 orang. Dibalik kelebihannya pasti ada kekurangan yang
mampu kita pelajari untuk ke depannya di Mukernas ini. Pesan saya semoga persma
Indonesia tetap solid walaupun tidak semuanya tergabung di dalam PPMI.”
Suara
Persma, Suara Inklusivitas. Itulah tema yang diangkat dari Mukernas XIV di
Yogyakarta. Banyak dari kami yang lupa akan sudut pandang yang lain. Melihat
suara bukan berdasar dari satu sisi, tetapi dari sisi lain juga dapat
memberikan suara yang sebelumnya belum pernah kami dengar ataupun kami lihat.
Mukernas
tidak hanya sekadar mempererat hubungan antara persma se-Indonesia, pengalaman
yang didapatkan dari acara Maraton Jurnalistik juga sangat menyentil bagi kita,
seorang pers, untuk selalu sadar akan suara dari bawah. Banyak suara dari bawah
yang tidak terdengar hingga ke atas. Sudah saatnya bagi persma untuk mengangkat
suara tersebut. Selain suara inklusivitas, arwah jurnalis persma selama pandemi
memang seperti mati suri. Dengan adanya Mukernas secara tidak langsung
membangkitkan jiwa-jiwa yang mati tersebut. Terima kasih DK Yogyakarta yang telah
bersedia memberi ruang bagi kami para persma se-Indonesia untuk bersua.
Suara
Persma, Suara Inklusivitas. Sampai jumpa di Kongres Surakarta.
Penulis:
Zahratul
Istifaizah (NIJ 2020.13.313)
Miftahula
Rizqin Nikmatullah (MG1387)