foto : dokumentasi istimewa |
Teruntuk Februari
Aku pernah menganggapmu indah
Namun ternyata air mata
Aku pernah mengharapkan matahari
Namun datangnya hujan
Ku kira kamu rumah tempatku teduh dan pulang
Menaruh rindu berbagi pilu
Ternyata kamu hanya pematah luka
Aku lelah menjadi obat
Padahal lukaku masih belum sembuh
Aku ingin merdeka darimu
Tangisku memaksaku tertawa
Hiruk pikuk memaksaku bahagia
Padahal hati seakan teriris belati tajam
Ragaku menangis di bawah langit
Tenyata tuhan menjadi saksi
Langit seakan tahu akan jatuhnya air mataku
Sampai ia menurunkan hujan untuk menemaniku
Karya : Vannya Rachma Ariarizky (MG1283), Maulina Afni Saputri (MG1241)