Debat Terbuka 2: Ketua BEM KM 2019, Arjo, memberikan pertanyaan kepada paslon ketua dan wakil ketua BEM KM 2020, Universitas Tidar |
UNTIDAR – Berlokasi di Lobi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Tidar, pada Rabu (4/12), Komisi Pemilihan Umum Raya Universitas (KPUR) menggelar debat terbuka yang kedua untuk calon ketua umum Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) KM, serta ketua dan wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM, yang dimulai pada pukul 15.00 WIB. Pada debat kedua ini audiens lebih sedikit karena digelar saat hari aktif.
Pada debat yang kedua kali ini, ada sedikit perbedaan dari debat yang pertama. Apabila pada debat pertama para kandidat juga menyampaiakan visi-misi nya, debat kedua kali ini tanpa penyampaian visi-misi, sehingga waktu pelaksanaannya menjadi lebih cepat.
Anggun Kurniasari, Ketua Panitia KPUR, mengatakan, “Segi partisipasi kalau menurut saya lebih banyak ya daripada yang pertama. Cuma, untuk masalah konsep debat sendiri sama dengan pertama. Untuk panelis, kita hadirkan dari para pimpinan ormawa.”
Pernyataan Anggun tersebut berbanding terbalik dengan Dani Mauluna, mahasiswa Pendidikan IPA. Menurutnya, “Debat kemarin audiens lebih banyak ya, sekarang lebih sedikit. Mungkin karena kemarin waktunya nabrak magrib, mungkin mereka merasa debat ini gak penting gitu lho, mungkin juga kebanyakan audiens kemarin maba jadi meraka merasa udah tau calonnya di debat pertama," ungkapnya.
Sementara itu, audiens lain, Muhali Alex, mahasiswa Teknik Elektro, juga sependapat dengan Dani Maulina. “Perbandingan debat kedua sama pertama penonton (audiens) lebih banyak, yang bertanya juga lebih banyak debat pertama, debat dua ini pertanyaanya hampir sama dengan debat pertama.” ujar Muhali.
Untuk kedepannya, Muhali juga menyarankan agar debat dilangsungkan pada waktu mahasiswa libur, bukan pada hari aktif, “Waktu debatnya kalau bisa itu yang semua mahasiswa itu libur atau luang. Kaya Jumat sore, atau Sabtu pagi, atau Sabtu sore. Nah, itu kan mahasiswa udah waktu weekend, nggak kaya sekarang yang masih kuliah, masih ngerjain tugas, masih lain-lain, jadi partisipannya jadi lebih banyak.” imbuhnya.