TRAUMA HEALING : Hendro Araya (SAR Kota Magelang) Sedang Memberikan Materi Seminar Mitigasi Bencana |
UNTIDAR-Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berdiri pada (12/10/1980) dan menjadi UKM pertama yang ada di Universitas Tidar, yakni Mahasiswa Pencita Alam (Mapala) Sulfur selenggarakan seminar Mitigasi Bencana dengan tema Peran Aktif Mahasiswa dalam Menyikapi Bencana. Seminar tersebut merupakan salah satu dari lima rangkaian acara milad Mapala Sulfur ke-39, yang diselenggarakan di Balai RW VII Dumpoh, Magelang, pada Sabtu, (28/9).
Ami Mutia Hestiwi selaku ketua panitia menyatakan, “Seminar ini itu termasuk dari rangkaian acara milad. Nah yang menjadi sasaran utamanya adalah mahasiswa.”
Hesti pun menambahkan bahwa esensi dari seminar tersebut yaitu supaya mahasiswa mengetahui peranannya ketika terjadi bencana. “Biasanya mahasiswa hanya melakukan galang dana ketika ada bencana. Sebenarnya yang dibutuhkan korban bencana tidak hanya bantuan berupa material, tapi juga bantuan berupa jasa. Oleh sebab itu, ketika seminar tadi ada materi terkait trauma healing,” ujarnya.
Dalam acara seminar tersebut, Mapala Sulfur bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang dan Tim Search and Rescue (SAR) Kota Magelang. Teguh Hardiyono (BPBD Kab. Magelang) serta Hendro Araya (SAR Kota Magelang) dihadirkan sebagai pemateri.
Saat ditemui LPM MATA setelah acara seminar berakhir, Hesti menjelaskan 5 rangkaian acara milad UKM yang namanya terinspirasi dari nama ilmiah belerang. Diantara 5 rangkaian acara tersebut dilaksanakan pada tanggal yang berbeda.
“Rangkaian acara miladnya, pertama seminar tentang mitigasi bencana yang dilaksanakan hari ini. Kedua, bakti sosial yang akan dilaksanakan Dusun Gayam, Desa Giripurno, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang pada Sabtu-Minggu (5-6/10). Baksos sendiri itu bertujuan untuk memberikan sosialisasi dan edukasi lingkungan yang baik kepada masyarakat. Selain itu ada juga cek kesehatan bagi warga. Nah untuk kegiatan baksos ini kami menjalin kerja sama dengan UKM KSR PMI UNTIDAR,” tutur Hesti.
“Ketiga, tasyakuran yang akan dilaksanakan pada (12/10) bertepatan dengan Mapala Sulfur didirikan. Tasyakuran itu, hanya untuk anggota Mapala (pihak internal) saja. Keempat, napak tilas yang akan dilaksanakan pada (25-27/10). Pada napak tilas itu, kembali ke tempat asal usul kita dilahirkan. Jadi, kami akan melakukan pendakian di Gunung Sumbing, tempat di mana Mapala dilahirkan. Kelima, fun camp di Gunung Gianti pada (4-6/11),” imbuhnya.
Pada ujung pernyataannya, Hesti mengungkapakan bahwa acara seminar terkait mitigasi bencana itu penting. Ia pun mengharapkan supaya ke depannya acara seminar ini menjadi acara yang berkelanjutan.
Moh Naim, mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan, semester 3 menyatakan bahwa seminar tersebut menarik dan tema yang diambil panitia mampu menjadi daya tariknya. Ia mengikuti seminar tersebut guna menambah wawasan dan pengetahuan.
“Acara seminar mitigasi bencana ini menarik karena seminar yang sering saya jumpai itu biasanya bertema tentang pendidikan, ekonomi, kewirausahaan dan sebagainya. Jadi, dari temanya itu menarik aja bagi kalangan mahasiswa,” kata Moh Naim. (IN)