Cak Nun menyampaikan sambutan (Foto oleh Mata Photos)
Dalam serangkaian acara Untidar Islamic Fair
ke-3 yang bertema "Mewujudkan Indonesia Madani melalui Generasi Emas yang Berjiwa
Islami" yang diadakan - Unit Kegiatan Agama Islam (UKAI) Ar-Ribath Universitas
Tidar (Untidar) terdapat acara "Sinau Bareng Cak Nun dan Kyai Kanjeng." Kehadiran
Emha Ainun Nadjib atau sering disapa Cak Nun atau Mbah Nun diharapkan menjadi
awal dari semangat mensyiarkan Islam di Untidar. Acara yang berlangsung di halaman
kampus Universitas Tidar Magelang pada 14 Desember ini dimulai pukul 19.30.
Menurut Andri Rohidin, selaku ketua panitia
menyampaikan, "UIF ini terdapat 5 kegiatan yaitu: Kejuaran Panahan, Sholawat Amal, Sarasehan FSLDK Semarang Raya, Sinau Bareng Cak Nun, dan Bazar.
Sekarang ada sinau bareng Cak Nun. Merumat sejarah Untidar dan gunung Tidar,
apa yang bisa kita ambil dari sejarah tersebut.”
Acara yang dihadiri sekitar
10.000 masyarakat umum, 3.000 sivitas akademika, 200 peserta panahan, dan 50
peserta sarasehan memiliki Tema “Ngrumat Sejarah Tidar,
Ngrakit Kawicaksanan, Mbangun Peradaban.” Dari tema tersebut terdapat poin-poin
yaitu, Ngrumat (merawat)
Sejarah Tidar atau merawat sejarah Tidar, yang
membahas 1) sejarah Islam gunung Tidar, 2) nilai historis Tidar sebagai lembah
yang dijadikan kawah condrodimuko para
perwira tinggi negara, dan 3) Tidar sebagai perguruan tinggi tempat ribuan
mahasiswa mengembleng diri. Nilai dari setiap poin tersebut belum banyak
dipahami oleh masyarakat, terutama mahasiswa Universitas Tidar yang sebagian
notabene bukan berasal dari Magelang.
Ngrakit
Kawicaksanan atau merakit kebijaksanaan, yang membahas
bagaimana para pemuda (terutama mahasiswa Universitas Tidar) menyikapi nilai
historis apa yang dimiliki oleh Universitas Tidar. Dengan harapan setiap
aktivitas yang dilakukan berangkat dari semangat nilai sejarah sehingga setiap
aktivitas pembelajaran di Universitas Tidar dapat berorientasi pada
kemaslahatan masyarakat banyak.
Mbangun Peradaban atau
membangun peradaban, yang membahas upaya untuk mewujudkan peradaban intelektual
berawal dari cara berfikir untuk memahami apa yang terjadi dimasa lalu serta
bagaimana menyikapi saat ini dan memandang masa depan Universitas Tidar sebagai
kawah condrodimuko baru bagi ribuan anak muda di Universitas
Tidar.
Wakil
Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd menuturkan diskusi dengan Cak
Nun selalu mencerdaskan karena beliau selalu berdasarkan logika yang rapi.
Pertama,
Cak Nun tidak pernah berteori dan bertele-tele. Kedua, solutif dan cocok dengan
pegangan Al Quran dan Hadits, dan Ketiga, hasil pemaknaan akan dikembalikan kepada
pemaknaan masing-masing bukan pemaknaan Cak Nun sendiri, tuturnya.
Bangkit Wirawan
selaku ketua UKAI Ar-ribath menambahkan, "Diharapkan dari seluruh mahasiswa,
civitas akademica dan masyarakat sekitar tau terkait sejarah lembah Tidar. Semoga
bisa menyerap ilmu yg akan di sampaikan oleh pemateri yaitu Cak Nun."