Terletak
di salah satu kota terkecil
di Indonesia yaitu Kota Magelang, museum BPK RI mampu menyuguhkan diorama
perjalanan BPK dari awal berdirinya hingga saat ini. Di dalamnya terdapat
berbagai ikon yang menjadi saksi bisu sejarah BPK. Diantaranya mesin radio
pemberian Perdana Menteri Jepang, pisau pemberian Kolonel J. Kiziran, buku-buku
laporan hasil pemeriksaan BPK, mesin cetak Heidelberg, hingga kamera analog dan telepon kuno. Salah satu
yang paling menarik yaitu mesin cetak Heidelberg.
Mesin Heidelberg yang terletak di Museum BPK RI |
Mungkin
sebagian orang belum mengetahui tentang mesin cetak yang tangguh ini. Siapa sangka mesin
cetak yang diberi nama Heidelberg mampu menjadi senjata utama untuk mendukung
kinerja BPK pada awal tahun 1947. Mesin yang diproduksi di Jerman tersebut
mampu mengakomodir seluruh
tugas BPK se-Indonesia. Mulai dari HAPSEM (Hasil Pemeriksaan Semester) hingga
HAPTA (Hasil Pemeriksaan Tahunan) dapat dicetak dengan hasil yang terbaik di
zamannya. Setelah era revolusi industri mesin cetak Heidelberg dimodernisasi, sehingga mesin cetak
tersebut menjadi barang antik yang dimuseumkan.
Kini
masyarakat tidak perlu khawatir jika ingin menyaksikan diorama sejarah BPK, karena sejak tahun
1997 sudah berdiri Museum BPK di Kota dengan
sebutan Sejuta Bunga ini. Namun mesin cetak
Heidelberg baru didatangkan pada tahun 2016 dari Jakarta. Tentunya pendatangan mesin
bersejarah tersebut menjadi salah satu upaya meningkatkan daya tarik
masyarakat.
Dibuktikan dengan
seringnya instansi-instansi pendidikan dari berbagai kota melakukan observasi
ke museum yang terletak di Jl. Diponegoro, Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa
Tengah tersebut. (Mg.22)