Ibu: Ayu Laksmi, sosok Ibu dalam Pengabdi Setan |
Lpmmata.com - Kesuksesan Pengabdi
Setan memang tidak perlu diragukan lagi. Tak tanggung-tanggung, film karya Joko
Anwar itu tembus 3 juta lebih penonton. Ikon hantu ibu dalam film ini pun
berhasil menjadi sosok yang ditakuti sekaligus dirindukan oleh para penggemar.
Ayu Laksmi sosok di
balik hantu ibu dalam Pengabdi Setan, tak menampik banyak yang merindukan
karakter yang dianggap menakutkan itu. “Takut sekaligus dirindukan. Antara
benci dan cinta. Bahkan ada yang ketika saya dekati, bergetar,” ujarnya saat
ditemui usai Press Conference Merajut Kebersamaan Umat Beragama dalam Kampung
Pancasila di Jantung Kota Magelang di Atria Hotel, Kamis (26/10) lalu.
Namun, siapa sangka
ternyata dirinya sudah turut bermain dalam 6 film, salah satunya Soekarno.
Boleh dikata berjodoh dengan Pengabdi Setan, Ayu yang juga menjadi pengisi
acara dalam peringatan Dua Abad Bangunan Cagar Budaya De Protestantse Kerk Te
Magelang menerangkan kini banyak yang penasaran dengan sosok dirinya. “Terutama
anak muda. Secara tidak sengaja jadi penasaran. Ini siapa sih ibu ini? Kok lucu
banget, kok serem banget. Kok tiba-tiba muncul di dunia perfilman. Mungkin ‘ngga ngeh. Banyak juga yang nonton film
Soekarno tapi dengan kemasan yang berbeda. Setiap film kan packagingnya
berbeda,” katanya.
Dirinya mengaku terharu
dan bersyukur atas munculnya film bergenre horor yang dibintanginya ini. Ia
merasa beruntung melalui film ini dirinya yang sesungguhnya akhirnya terkuak di
publik. “Saya yang sudah berjuang di musik sejak usia lima tahun mungkin hanya
diapresiasi oleh sekelompok manusia akhirnya ketika film ini muncul ada
anak-anak muda yang ingin mencari tahu tentang saya. Kalau boleh dikatakan ini
situasi yang beruntung. Akhinya diri saya yang sesungguhnya pun diperkenalkan.
Oh dia penyanyi, oh dia dia orang Bali. Dia bisa menari, main teater,” akunya.
Meskipun terkenal
melalui sosok ibu dalam Pengabdi Setan, Ayu mengatakan tidak pernah berencana
untuk bermain film. Penyanyi berusia 50 tahun yang salah satu albumnya berjudul
Svara Semesta ini melihat situasi tersebut sebagai salah satu cara Tuhan
memberikannya bekal untuk tetap konsisten bergelut di dunia seni. “Banyak artis
yang berusia 50 tahun mulai mencari-cari peluang. Sebelum saya masuk level
kekhawatiran itu saya seperti sudah diberikan petunjuk. Inilah sesuatu yang
mungkin bisa dijadikan bukti. Usia tidak menjadi penghalang untuk mencoba hal
yang baru,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu
pun, ia mengingatkan kepada generasi muda supaya tidak khawatir untuk
menyajikan dan mencoba sesuatu yang baru. Ia mengharapkan agar anak muda
tidak ragu dan bersabar. “Saya usia 50
tahun, bernyanyi sejak usia lima tahun. Tapi saya terus di sana. Karena saya
meyakini ini jalan hidup saya. Tapi tentu dulu tidak langsung menemukan jati
diri. Nyoba ini, nyoba itu, dianggap tidak punya identitas. Ya tidak apa-apa,
namanya belajar,” terangnya.
Menurutnya, itu menjadi
hal yang wajar dalam mencari mana yang terbaik untuk menemukan sesuatu yang
tepat, pantas, dan nyaman. “Karena kalau nyaman, bersumber dari, berakar dari
darah nadi kita, maka dalam mempertanggungjawabkan karya lebih percaya diri,”
kata Ayu. Sebaliknya, ia menambahkan jika sesuatu yang tidak berakar dari diri
sendiri maka dalam mempertanggungjawabkan karya akan kurang maksimal.
“10% bakat, 90% kerja
keras. Jadilah diri sendiri dan jangan takut untuk menunjukan sesuatu yang
berbeda,” pesannya. (Flo)