Bulan Ramadhan dilirik Himpunan Mahasiswa Teknik
Sipil (HMTS) Universitas Tidar (Untidar) sebagai peluang buka usaha dan cari
pengalaman dalam upaya menumbuhkan jiwa wirausaha dengan dirikan “Kedai Civil”,
jualan takjil di Alun-Alun Kota Magelang, Selasa (14/06).
Ramadhan merupakan bulan di mana seluruh kaum
muslimin menjalankan Rukun Islam ke-4, yakni berpuasa selama satu bulan penuh. Di
mana ada Ramadhan pasti di situ ada tradisi ngabuburit. Ngaburuit merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat menghabiskan waktu
menunggu buka puasa tiba dengan sekadar berjalan-jalan bersama keluarga dan
teman, atau mencari menu buka puasa dan takjil. Puasa yang tak pernah luput
dari tradisi ngabuburit tersebut menjadi waktu yang tepat dalam membuka peluang
usaha, tentunya untuk menambah pundi-pundi penghasilan. Peluang usaha ini
dimanfaatkan oleh HMTS, khususnya Divisi Kewirausahaan (KWU), dalam usaha untuk
menambah pundi-pundi penghasilan mereka. “Karena momennya tepat pas puasa, jadi buat takjil,” ujar Ikhtisani
Saputri, Ketua Divisi KWU.
Mahasiswa-mahasiswa yang tergabung dalam HMTS mulai
berjualan dari pukul 16.00 WIB sampai dengan menjelang buka puasa. Sebanyak delapan
anggota, setiap harinya dikerahkan untuk menjajakan berbagai macam takjil yang
dibandrol dengan harga 5 ribu per cupnya. Menu tersebut diantaranya, Bulldozer Sunrise Civil Soda, Ocean Crane Civil Soda, Summer Excavator Civil Soda, Roller Spring Soda, dan Winter Dumb Truck Civil Soda. Delapan anggota tersebut masih dibagi kembali
menjadi dua kelompok, kelompok pertama untuk menjaga stan dan yang kedua untuk
terjun langsung mencari pelanggan. Kegiatan melatih berwirausaha dengan
berberjualan ini berlangsung Alun-Alun Kota Magelang, tepatnya di depan Polres
Magelang.
Menu-menu
yang tersaji di Kedai Civil berhasil menarik minat masyarakat sejak pertama
kali terjun ke lapangan menjajakan takjil. Hari pertama puasa, sebanyak 22 cup
terjual habis dalam waktu tidak lebih dari 30 menit. “Ngga ada setengah jam sudah habis,” terang Ikhtisani di sela-sela
kegiatan berjualan di Alun-Alun Kota Magelang berlangsung.
Kegiatan
yang masuk ke dalam program kerja dari Divisi KWU ini, awalnya direncanakan
berjalan selama satu minggu. Namun, melihat kembali bagaimana respon dari
masyarakat, membuat Divisi KWU memutuskan untuk melanjutkan program ini sebagai
kegiatan rutin selama bulan puasa.
Ide buka usaha ini bermula ketika Wakil Ketua HMTS,
Yanna Mahardika, menyarankan HMTS untuk mengisi Ipteks Bagi Kewirausahaan (IBK)
dengan berjualan takjil. IBK ini sendiri merupakan program semacam program
kewirausahaan mahasiswa, akan tetapi dalam lingkup Untidar. “Dapat saran dari
Wakahim buat ngisi takjil di IBK. Ngisi beberapa, nanti sisanya untuk kas
HMTS,” jelas Ikhtisani.
Sebagai
universitas yang memiliki visi dan misi sebagai universitas yang terdepan dalam
berwirausaha, kegiatan seperti ini perlu dilakukan sebagai upaya dalam
menumbuhkan jiwa wirausaha dalam diri masing-masing mahasiswa. Jika dalam
perkuliahan mahasiswa mendapatkan teori tentang bagaimana berwirausaha, maka
dengan kegiatan berjualan di tengah-tengah masyarakat dapat memberikan
pengalaman secara langsung terkait dengan dunia wirausaha. “Sebenarnya kegiatan
ini untuk melatih mahasiswa agar tidak malu dalam berwirausaha. Mahasiswa tidak
hanya dituntut dalam teori, tapi praktik langsung di lapangan,” tutur Yanna.
“Sesuai visi dan misi Untidar. Kegiatan ini sesuai dengan hal tersebut agar
Untidar terdepan dalam berwirausaha,” tambahnya. (Flo)